BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup aturan-aturan sbb :
- Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat penakainya.
- Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
- Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara berulang dan tetap.
- Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan sistem yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan jumlah kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dan wacana yang tidak terbatas jumlahnya.
- Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain.
- Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Hal ini memungkinkan bahwa suatu system bisa sama dengan system bahasa lain.
FUNGSI BAHASA
Dalam literature bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu :
Sebagai alat berkomunikasi
Sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat, fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam. Misalnya, komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi social dan budaya. Untuk itu, Anda diberi pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai ragam bahasa yang dapat mendukung pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiahnya.
Sebagai alat untuk mengekspresikan diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks atau tingkat kesulitan yang amat tinggi. Ekspresi sederhana misalnya, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senantiasa setia, bangga, dan prihatin padamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang), kecewa (saya prihatin atas keputusan itu), dan sedih. Tingkat ekspresi diri yang kompleks dapat berupa pernyataan kemampuan mengerjakan proyek-proyek besar dalam bentuk proposal yang sulit dan rumit, menulis laporan (formal, artikel, teknis), menulis publikasi atas kemampuannya dalam berbagai media elektronik (website, diskusi melalui internet), dan menulis desain produk.
Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi social
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya: integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara, dan lain-lain. Integritas tersebut menimbulkan berbagai konsekuensi, misalnya harus beradaptasi dalam integritas tersebut sehingga tidak menimbulkan konflik, perpecahan, atau permusuhan.
Sebagai alat control social
Bahasa sebagai control social berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing-masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol-simbol lain yang menunjukkan arah komunikasi. Bahasa control ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang-undang, dll. Dalam kegiatan harian dapat berbentuk komunikasi timbale balik, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, masing-masing dapat mengendalikan komunikasi yang hendak dituju. Mereka dapat saling memberi saran, kritik, nasihat, petunjuk, tegur sapa, dan sebagainya. Kritik tajam bisa diterima dengan hati yang lapang jika kalimat yang dikemukakan memberi kesan yang tulus tanpa prasangka. Misalnya, laporan Anda akan lebih sempurna jika dilengkapi deskripsi data secara akurat. Laporan Anda terlambat kami terima sehingga tidak dapat diproses lebih lanjut.
Sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut perhitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya; makin teratur bahasa seseorang, makin teratur cara berpikirnya. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.
RAGAM BAHASA
Ragam bahasa menjadi banyak jumlahnya karena pemilihan corak bahasa yang dipakai oleh seseorang untuk mengomunikasikan sesuatu bergantung pada tiga hal berikut ini.
Cara berkomunikasi : Lisan atau tulis
Dua macam cara berkomunikasi ini melahirkan dua ragam utamadalam berbahasa, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.
Cara pandang penutur terhadap mitra komunikasinya
Sebelum menentukan pilihan ragam yang akan dipakai, seorang penutur akan melihat dahulu apakah mitranya sedaerah / satu suku dengannya atau tidak; apakah mitranya itu orang yang perlu dihormati atau tidak; dan bagaimana pendidikannya, rendah atau tinggi. Cara pandang ini mengakibatkan timbulnya ragam kedaerahan (dialek), ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam takresmi.
Topic yang dibicarakan / dituliskan
Pembicaraan tentang topic tertentu mengakibatkan terbentuknya ragam bahasa yang memiliki ciri khas sesuai dengan bidang topic yang dibicarakan, misalnya ragam hokum, ragam bisnis, ragam sastra, ragam kedokteran. Perhatikan bagan di bawah ini !
Dari keseluruhan ragam tersebut di atas, yang akan diulas agak mendalam di sini adalah ragamlisan dan ragam tulis. Dalam praktik pemakaian, para penutur bahasa tentu dapat merasakan perbedaan antara kedua ragam utama tersebut. Perbedaan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
- Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis selalu memerlukan “lawan bicara” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh seseorang.
- Di dalam ragam lisan, unnsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata. Unsure-unsur itu sering dapat dinyatakan dengan dengan bantuan gerak tubuh dan mimic muka. Di dalam ragam tulis, fungsi-fungsi gramatikal harus dinyatakan secara eksplisit agar orang-orang yang menbaca suatu tulisan –misalnya dalam surat kabar, majalah, ataubuku- dapat memahami maksud penulisnya.
- Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu ; sedangkan ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Isi pembicaraan dalam suatu rapat, misalnya, baru dapat dipahami oleh seseorang secara penuh bila ia hadir dan turut terlibat di dalam situasi, kondisi, ruang, dan waktu penyelenggaraan rapat yang dimaksud. Tidak demikian halnya dengan ragam tulis. Karya tulis seseorang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain pada situasi, kondisi, tempat, dan waktu yang sama.
- Di dalam ragam lisan, makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara, sedangkan di dalam ragam tulis, makna ditentukan terutama olehpemakaian tanda baca.
- Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar