Jumat, 15 Desember 2017

Gaya Bahasa dan Idiom



Gaya Bahasa


Gaya bahasa atau langgam bahasa dan sering juga disebut majas , majas adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya


Contohnya :

  • Eufimisme, litotes, metafora, personifikasi, dll.

Sebelum menampilkan gaya tertentu, ada enam factor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi dengan komunikannya, yaitu


  • Cara dan media komunikasi : lisan atau tulis, langsung atau tidak langsung, media cetak atau media elektronik.
  •  Bidang ilmu : filsafat, sastra, hokum, teknik, kedokteran, dll.
  • Situasi : resmi, tidak resmi, setengah resmi.
  • Ruang atau konteks :  seminar, kuliah, ceramah, pidato
  • Khalayak :  dibedakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
  • Tujuan :  membangkitkan emosi, diplomasi, humor,dll.


Idiom dan Ungkapan Idiomatik


Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsure-unsurnya (Moeliono, 1984:177). Menurut Badudu (1989:47). “… idiom adalah bahasa yang teradatkan …”. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna.


Contoh :

  • Gulung tikar, adu domba, muka tembok, dll.

Ungkapan idiomatic adalah pasangan kata yang selalu muncul bersama sebagai frasa.


Contoh :

Berawal dari                    disebabkan oleh                        sesuai dengan

Berdasarkan pada            sehubungan dengan                   berkenaan dengan

Dibacakan oleh                terdiri atas / dari                        tergantung pada


Kata Baku dan Kata Nonbaku

Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan atau dilazimkan, sedangkan kata nonbaku sebaliknya.

Kata Baku                       Kata Nonbaku

kemarin                           kemaren

tradisional                       tradisionil

khawatir                          kuatir

lelah                                capek

Prinsip umumnya, kata-kata baku lebih diutamakan di dalam membuat sebuah karangan, bahkan untuk karangan fiksi sekalipun. Kata-kata nonbaku kadang juga bisa dipilih untuk mencari efek tertentu, misalnya untuk menghidupkan dialog (di dalam cerpen, skenario, atau kutipan langsung), menyindir (pemakaian bahasa seorang pejabat), menyesuaikan dengan ragam bahasa kalangan tertentu (misalnya kalangan remaja, waria, atau kelas sosial tertentu).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar