Sabtu, 11 Februari 2017

Makalah pemuda


           Pemuda dan Sosialisasi





          






Disusun oleh:
Fadli Fatanah Setiadi
Universitas Gunadarma
Fakultas Teknologi Industri
Jurusan Teknik Informatika
Kelas 1IA21
Mata Kuliah: Ilmu Sosial Dasar
Dosen: Edi Fakhri, SS, M.Sos
           2017



Kata Pengantar


            Segala puji milik Allah SWT tuhan semesta alam, yang menunjukkan kepada kita jalan kebenaran menuju kedamaian. Shalawat serta salam kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa di jalan Allah SWT. Dalam makalah ini penulis akan membuat sebuah penulisan ilmiah dengan judul : Pemuda dan Sosialisasi.
            Banyak sekali kesulitan dan hambatan dalam pembuatan makalah ini tapi dengan semangat dan dukungan dari orang tua sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. penulis ucapkan terimakasih kepada orang tua yang telah mendukung dalam pembuatan makalah.

            
Penulis menyimpulkan bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan makalah ini dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.








Jakarta, 11 febuari 2017



Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………………………………………….....…….... i
Kata Pengantar………………………………………………………………………....…..…. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………......……..…….. iii
BAB I
            Latar Belakang…………………………………………………………………......…. 1
            Rumusan Masalah………………………………………………………………....… 2
            Tujuan Penelitian………………………………………………………...................... 2
            Manfaat…………………………………………………………………….....………. 3
            Metode……………………………………………………………………………....... 3

BAB II
            Pengertian Pemuda………………………………………………………………......  4
            Karakteristik Pemuda……………………………………………………………........ 5
            Masalah-masalah Pemuda……………………………………………………...…… 8
            Potensi-potensi Pemuda…………………………………………………………..… 10
            Pengertian Sosialisasi…………………………………………………………..…… 11
            Proses Sosialisasi………………………………………………………………..……13
            Peranan sosial mahasiswa & pemuda di masyarakat ………………………..… 14
            Tujuan Sosialisasi…………………………………………………………….…....... 14

BAB III
            peran pemuda dalam suatu Negara………………………………………………... 15
penyebab hancurnya moral pemuda……………………………………………… 16
caranya memperbaiki moral pemuda………………………………………...…..... 17
keadaan pemuda di Indonesia……………………………………………..…..….. 18
kehidupan sosialisasi pemuda…………………………………………………...…18
pentingnya sosialisasi bagi pemuda…………………………………………..….. 19

BAB IV
            Kesimpulan…………………………………………………….………........……...... 20

Daftar Pustaka………………………………………………………………………................ 21




BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
 
Kehidupan suatu bangsa tidak luput dari kehidupan para pemudanya, mulai dari trend fashion, kreativitas dalam berbagai bidang, penemuan dalam bidang teknologi dan sains, inovasi teknologi, aksi bela Negara dan bahkan sampai pewarisan budaya pun pemuda ambil bagian dalam menjalankan kehidupan berbangsa ini. Bayangkan negara ini tanpa adanya pemuda, apakah Negara ini dapat bertahan dari serangan-serangan yang dapat menghancurkan keutuhan negri ini. Kita sangat membutuhkan adanya pemuda di negri ini karena kekuatan pemuda sangatlah dahsyat,  ditangan pemuda suatu Negara dapat tercipta, ditangan pemuda pula suatu Negara dapat hancur. Tidak hanya membuat suatu Negara menjadi hebat, pemuda dapat meruntuhkan keutuhan Negara, di zaman yang semakin maju ini sangat lah mudah bagi budaya asing masuk ke suatu Negara, dari budaya asing  tersebut memiliki nilai-nilai yang dapat memajukan suatu bangsa, juga dapat menghancurkan suatu bangsa. Jika pemuda suatu negara tidak mampu untuk memilih hal-hal yang positif dari suatu budaya asing, mereka dapat menghancurkan dirinya dan Negaranya. Selain mengancam keutuhan bangsa para pemuda bisa saja menghilangkan budaya Negaranya karena para pemudanya mengganti budaya Negara mereka dengan budaya asing. Itulah yang terjadi saat ini terhadap Negara Indonesia, banyak pemudanya yang mengadopsi budaya asing, seperti budaya memakai narkoba, minnum-minuman keras, bahkan budaya yang mengidolakan seorang tokoh secara berlebihan. Budaya tersebutlah yang dapat menghancurkan Negara Indonesia.
Kami menyadari pentingnya pemuda bagi suatu Negara khususnya Negara Indonesia, para pemudanya harus dijaga, di didik dengan baik sehingga Negara ini tidak mudah di runtuhkan kemerdekaannya. Hal ini yang mendorong kami untuk membuat karya ilmiah sebagai kritikan dan saran bagi para pemuda  di seluruh dunia.


1.2 Rumusan Masalah

1.2.1  Apa peran pemuda dalam suatu negara
1.2.2  Apa penyebab hancurnya moral pemuda
1.2.3  Bagaimana caranya memperbaiki moral pemuda
1.2.4  Bagaimana keadaan pemuda di Indonesia
1.2.5  Bagaimana kehidupan sosialisasi pemuda
1.2.6  Apa pentingnya sosialisasi bagi pemuda


1.3 Tujuan Penelitian
           
1.3.1  Untuk mengetahui peran pemuda dalam suatu Negara
1.3.2  Untuk mengetahui penyebab hancurnya moral pemuda
1.3.3  Untuk mengetahui cara memperbaiki moral pemuda
1.3.4  Untuk mengetahui keadaan pemuda di Indonesia
1.3.5  Untuk mengetahui kehidupan sosialisasi pemuda
1.3.6  Untuk mengetahui pentingnya sosialisasi bagi pemuda


1.4 Manfaat
           
            Menjadikan hasil penelitian sebagai pembelajaran dan motivasi bagi pembaca supaya pemuda dapat diperhatikan moralnya dan peranannya dalam kehidupan berbangsa. Lalu memberikan pemahaman pentingnya sosialisasi bagi pemuda


1.5 Metode

            Menggunakan metode pengamatan. Wacana-wacana di media elektronik dan Internet








BAB II

Landasan Teori 

 2.1  Pengertian Pemuda
Pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan pemuda sebagai “…a period of transition from the dependence of childhood to adulthood’s independence and awareness of our interdependence as members of a community…”.  Dalam pengertian ini, yang disebut sebagai "pemuda" adalah mereka yang sedang menjalani transisi dari masa kanak-kanak menuju periode ketika mereka dituntut untuk menjadi lebih mandiri dan independen. Pada periode tersebut, mereka juga diharapkan untuk memiliki kepekaan sebagai bagian dari masyarakat tempatnya beraktivitas. Secara usia, UNESCO juga membatasi mereka yang dapat disebut sebagai pemuda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun.

Jika UNESCO menetapkan usia pemuda adalah 15-24 tahun, bagi The African Youth Charter, pemuda adalah mereka yang berusia antara 15-35 tahun. Batasan ini disesuaikan dengan konteks Afrika serta realitas pembangunan di benua itu.

Bagaimana di tanah air kita sendiri? Merujuk pada Undang undang 40 tahun 2009 Tentang Kepemudaan, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun. Secara usia, batas atas usia pemuda di Indonesia bisa dibilang merupakan median antara batasan UNESCO dan The African Youth Charter. Definisi kualitatif pemuda yang tercantum di Undang-Undang 40/2009 juga sejalan dengan definisi UNESCO. Undang-undang kita menggunakan frase “periode penting pertumbuhan”, sementara UNESCO mengelaborasinya dengan lebih detil, dalam periode tersebutlah terjadi transisi dari individu yang dependen mejadi independen.

Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggung jawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a.  Kemurnian idealismenya
b.  Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan yang  baru
c.  Semangat pengabdiannya
d.  Sepontanitas dan dinamikanya
e.  Inovasi dan kreativitasnya
f.   Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g.  Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya  yang mandiri
h.  Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.

2.2  Karakteristik Pemuda

1. Masa mencari identitas.
 
Masa muda adalah masa peralihan dari anak-anak, remaja yang kemudian masa muda. Di masa anak-anak, seseorang hanya mengetahui bahwa semua yang ia lakukan adalah benar dan menyenangkan. Ketika remaja, dia mulai merasa memiliki hak untuk bicara, mulai belajar mengidentifikasi masalah dan cenderung mengikuti perilaku orang dewasa.
Pada masa ini seorang anak harus mendapat perhatian khusus sebelum akhirnya menempuh masa muda. Di masa muda, seseorang akan cenderung merasa lebih berkuasa dan lebih dari semuanya karena kemampuan yang dimilikinya, mulai merasa punya hak lebih dan merasa bisa melakukan apa saja. Setelah pencarian jati diri di masa remaja, di masa muda mereka sudah mulai membentuk jati diri.
Pergaulan di masa remaja juga merupakan pengaruh jati diri seseorang di masa muda. Orang dewasa, terutama orang tua harus lebih jeli dan hati-hati dalam mendidik seorang anak ketika mereka menginjak masa remaja, karena bila salah mendidik maka akan mempengaruhi jati diri anak tersebut ketika di masa muda. Jati diri yang terbentuk dimasa muda adalah buah dari masa remaja. Jadi mereka perlu diberi pendekatan ke arah positif dan lebih peka kepada lingkungan sosial masyarakat agar jati diri yang membentuk mereka bisa memberi manfaat bagi masyarakat.
Hal-hal yang ada dipikiran dan dirasakan  remaja saat mencari jati diri :
      a. Tidak mau dikekang oleh peraturan
b. Nilai rohani adalah penghalang kebebasan
c. Bertindak sesuai kemauan sendiri

2. Mengidentifikasi diri sebagai pribadi yang mandiri.

Tidak jarang ada seorang remaja yang mencari perhatian kepada lingkungan sekitarnya, hal ini berkaitan dengan karakteristik remaja yang mengidentifikasi diri sebagai pribadi yang mandiri, remaja ingin dilihat oleh lingkungannya sebagai pribadi yang mandiri, mampu melakukan tugas dengan sendiri tanpa bantuan orang tua, merasa mampu menjaga dirinya sendiri. Hal tersebut semata-mata ingin di akui oleh lingkungannya. Remaja berpikir bahwa melibatkan orang tua sama dengan tidak mandiri, itulah salah satu hal yang mengakibatkan orang tua jauh dari anaknya yang remaja.

Hal-hal yang ada dipikirkan dan dirasakan oleh remaja sebagai pribadi yang mandiri :
      a. Aktualisasi diri
b. Keinginan untuk diperhatikan
c.  Keinginan untuk dihargai
d. Orang tualah yang bermasalah

3. Memperlakukan diri sebagai orang dewasa.

Saat di tempat umum kita melihat seorang remaja yang berpenampilan seperti orang dewasa, mulai dari riasan, pakaian yang dikenakan hingga bergaya seperti orang dewasa. Itu adalah karakteristik pemuda yang ingin berprilaku layaknya orang dewasa. Menurut ilmu psikologi, hal itu sangat wajar karena remaja adalah massa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, pikiran mereka antara pikiran dewasa dan pikiran anak-anak, tingkah lakunya pun begitu, antara prilaku anak-anak dan prilaku dewasa.

Hal-hal yang ada dipikiran dan dirasakan oleh remaja dalam prilakunya :
a. Manipulasi diri, suka bersikap sebagaimana orang dewasa tetapi tidak sepenuhnya sesuai kondisi bathin mereka
b.Berperan ganda, berubah-ubah sesuai suasana (kadang bersikap dewasa, kadang kekanak-kanakan)

4. Idealisme tinggi,

Idealisme merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan oleh remaja, sebuah keidealisan remaja berbeda-beda antara remaja yang satu dan remaja yang lainnya. Jika pun ada yang memiliki keidealisan yang sama, itu hanya dalam beberapa hal saja. Perbedaan keidealisan remaja dipengaruhi oleh karakter, pemikiran, dan lingkungan disekitar remaja tersebut. Biasanya remaja menetapkan suatu keidealisannya terlalu tinggi, seperti memiliki barang mewah, memilih pasangan yang sempurna dan masih banyak hal lainnya. Beberapa dari mereka menetapkan keidealisan yang tinggi agar tidak gengsi saat bertemu dengan temannya dan agar dipuji oleh orang lain.

Hal-hal yang ada dipikiran dan dirasakan oleh remaja dalam menetapkan keidealisannya :
a. Obsesi terhadap barang mahal, bermerek
b. Memiliki pacar terbaik
c. Memiliki nilai terbaik
 
5. Menetapkan aturan bagi diri sendiri,

Peraturan ditetapkan agar tidak terjadi hal-hal yang semena-mena dan teratur agar dapat dikendalikan dengan mudah, begitu juga dengan remaja yang ingin membuat aturan sesuai keinginannya agar orang lain tidak dapat mengganggunya dan orang lain berada dibawah kendalinya,untuk mewujudkan sebuah peraturan biasanya remaja menerapkan aturan tersebut kepada kehidupannya sehari-hari atau membentuk sebuah regu yang didalamnya diberlakukan aturan yang sesuai dengan kesepakatan.

Hal-hal yang ada dipikiran dan dirasakan oleh remaja saat menetapkan sebuah aturan :
a. Peraturan yang memuaskan hati,
      b. Tidak peduli norma dan nilai yang berlaku

2.3  Masalah-masalah generasi muda

Saat ini generasi muda khususnya remaja, telah digembleng berbagai disiplin ilmu. Hal itu tak lain adalah persiapan mengemban tugas pembangungan pada masa yang akan datang, masa penyerahan tanggung jawab dari generasi tua ke generasi muda. Sudah banyak generasi muda yang menyadari peranan dan tanggung jawabnya terhadap negara di masa yang akan datang. Tetapi, dibalik semua itu ada sebagian generasi muda yang kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus bangsa.

Adapun masalah yang dihadapi remaja masa kini antara lain :

1. Kebutuhan akan figur teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai2 luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat2 bagus yagn tinggal hanya kata-kata indah.

2. Sikap apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang b ersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

4. Ketidakmampuan untuk terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

5. Perasaan tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

6. Pemujaan akan pengalaman
sebagian besar tindakan2 negatif anak muda dengan minumam keras, obat2an dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yagn keliru tentang pengalaman.

2.4  Potensi-potensi generasi muda

Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
a.        Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.

b.      Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan,

c.       Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.

d.      Optimis dan Kegairahan
Semangat Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.

e.       Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
 Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.

f.        Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.

g.       Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.

h.       Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.

i.        Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi 
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.


2.5  Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Internalisasi belajar & sosialisasi

Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

1. Sosialisai primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

2. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama.
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma ;
     a. Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
     b. Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.

2.6  Proses Sosialisasi

1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

2. Tahap meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)

3. Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama–bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya– secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

2.7  Peranan sosial mahasiswa & pemuda di masyarakat

Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

2.8  Tujuan Sosialisasi 

Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
b. mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
c. membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.





BAB III

Pembahasan


3.1 Apa peran pemuda dalam suatu Negara

Suatu Negara dilihat dari kualitas baik dan buruk pemudanya, dikarenakan generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan  dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa  serta ketahanan mental- spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan,membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakanhukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi.

3.2  Apa penyebab hancurnya moral pemuda

Sudah banyak sekali kasus yang bisa kita saksikan melalui media massa bahwa generasi muda sebagai motor dan tulang punggung negara ini sudah rusak moral atau  akhlak dan perilakunya.  Budaya Islam sebagai budaya yang seharus dikembangkan dan dijadikan sebagai ukuran atau filter penyaring dilupakan bahkan dilecehkan. Generasi muda sudah kehilangan takaran iman yang bisa menepis pengaruh budaya luar yang merusak kepribadian kita sebagai bangsa. Generasi muda kita banyak kehilangan arah dan tersesat dalam area yang sangat berbahaya dan cenderung hanya menggunakan nafsu.

Dengan rusaknya moral dan akhlak generasi muda, maka secara perlahan akan merusak tatanan suatu bangsa dan tinggal menunggu kehancurannya. Allah jelas telah mengingatkan kita bahwa hancurnya bangsa diakibatkan rusaknya moral dan akhlak pemudanya dan Qur’an dan Hadits yang diabaikan akan memberikan dampak ketersesatan dan kehancuran manusia.

Ada beberapa faktor  yang menyebabkan rusaknya moral pemuda  :
1.      kemajuan teknologi,

Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif tetapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Misalnya : Video porno ,berbagai jejaring sosial yang menguras waktu belajar kaum remaja.
2.       Pudarnya keimanan.
Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan Akan menimbulkan kerusakan moral .
3.        pengaruh lingkungan sekitar.
Kondisi lingkungan,layaknya lingkungan rumah,sekolah,dan sebagainya tentuk akan berdampak dalam pembentukan karakter moral itu sendiri.


3.3  Bagaimana caranya untuk menghindari rusaknya  moral pemuda

Cara untuk menghindari rusaknya  moral pemuda adalah dengan :
1.       Menghindari Salah dalam bergaul, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri. Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik,maka ia akan timbul kepribadian yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang tidak baik, maka akan timbul kepribadian yang tidak baik juga.

2.      Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak kecil. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. 

3.      Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.  Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

4.      Meningkatkan  iman setiap pemuda adalah  hal yang paling utama, karena jika seorang pemuda memiliki iman yang rendah akan mudah untuk jatuh kedalam prilaku menyimpang, akibatnya moral para pemuda akan  hancur. Iman sangatlah  penting untuk ditingkatkan, karena iman adalah benteng yang akan menghalangi masuknya prilaku menyimpang,



3.4  Bagaimana keadaan pemuda di Indonesia

Dalam sejarah bangsa ini, Pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah contoh nyata. Selain itu, peristiwa lain yang menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda adalah Peristiwa Rengasdengklok, 16 Agustus 1945. Para Pemuda pada saat itu yang dipimpin Soekarni, Wikana, serta Chairul Saleh menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dengan satu tujuan: mendesak mereka agar mempercepat proklamasi Indonesia. Upaya ini akhirnya berhasil, esok harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi pemuda memainkan peran penting bagi bangsa.
Kini, kondisi bangsa telah berubah, 86 tahun pasca Sumpah Pemuda, kondisi pemuda Indonesia pun berbeda. Serangkaian aksi dan gerakan pemuda atau mahasiswa pada masa lalu tentunya didasari rasa cinta terhadap Indonesia. Rasa cinta yang menggelora itu dibarengi pula oleh kecerdasan intelektual, ketajaman berpikir, dan semangat pergerakan. Sekarang mungkin berbeda, rasa cinta negeri sendiri tak sekuat dulu.
Dari segi budaya misalnya, pemuda Indonesia kini barangkali lebih hafal dan lebih mengenal budaya asing dibanding budaya sendiri. Ramai pemuda-pemuda sekarang ini menggandrungi budaya Korea Selatan, Jepang dan lainnya, lalu lupa akan budaya Indonesia atau budaya di daerahnya sendiri. Lalu dari segi pendidikan dulu pemuda Indonesia sangatlah gemar membaca dan menulis, kini mereka lebih suka bermain dengan gadget mereka disbanding membaca dan menulis. Padahal, dua hal inilah yang memengaruhi kualitas seseorang. Dua hal ini juga akan melatih ketajaman berpikir, analisis, serta masuknya pengetahuan, wawasan, dan inspirasi. Tentunya masih ada memang yang gemar membaca dan berdiskusi, namun jumlahnya sedikit. Dan juga dari segi moral, pemuda zaman  kini tidak sebaik pemuda zaman dulu, yang memperhatikan  kesopanan dalam berpakaian, pemuda zaman kini berani memamerkan auratnya dan  merasa bangga jika yang mereka lakukan itu mendapat  respon dari orang lain.

3.5  Bagaimana kehidupan sosialisasi pemuda

Dunia kini sudah mulai berkembang begitu pula dengan kehidupan sosialisasi para pemuda dulu para pemuda untuk melakukan sosialisasi, mereka harus bertemu secara langsung, kini para pemuda bias bersosialisasi dengan temannya melalui social media, di dalam social media kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat yang sangat jauh dengan hanya membuka handphone atau gadget lainnya di rumah kita. Perkembangan itulah yang membuat sosialisasi yang dilakukan oleh pemuda berubah, berubah dari sosialisasi secara langsung menjadi sosialisasi tidak langsung.

3.6  Apa pentingnya sosialisasi bagi pemuda

 Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan  terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak tahu atau belum tersosialisasi, menjadi manusia yang beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya.
Proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
  1. Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
  2. Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial



BAB IV

Kesimpulan

Pemuda adalah seorang manusia yang berusia antara 15 hingga 24 tahun, Masa muda adalah masa peralihan dari anak-anak, remaja yang kemudian masa muda, karena itu pemuda memiliki sifat yang berubah-ubah, dapat dipengaruhi dan memiliki semangat yang besar.

Dengan sifat pemuda yang mudah dipengaruhi, pemuda sangat lah rentan terhadap  rusaknya moral dan rusaknya norma-norma. Banyak sekali dari mereka yang terjebak akan gaya hidup yang bebas, sehingga mereka terjerat narkoba, sex bebas dan prilaku menyimpang lainnya. Penting sekali bagi orang tua untuk mengawasi pergaulan anak mereka yang sudah memasuki fase remaja.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anaknya tidak terjebak kedalam prilaku menyimpang. contohnya orang tua dapat memberikan contoh yang baik bagi para pemuda, menasehati mereka tanpa membuat mereka marah, memberikan ilmu tentang agama agar iman mereka meningkat dan banyak lagi yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menghindari anaknya dari prilaku menyimpang.

Pemuda sangat lah penting bagi negara karena pemuda merupakan suatu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karna pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.



Daftar Pustaka

http://triajiwantoro.blogspot.com/2011/11/pengertian-pemuda-dan-sosiallisasi.html
http://aripsaputra.blogspot.com/2011/10/pengertian-sosialisasi-internalisasi.html
http://bayoscreamo.blogspot.com/2011/10/peranan-sosial-mahasiswa-dan-pemuda-di.html
http://cahayapenerangdunia.blogspot.com/2011/07/pembinaan-dan-pengembangan-generasi.html
http://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/pengertian-pemuda/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
https://filzaah.wordpress.com/2013/11/10/pemuda-dan-sosialisasi/
http://jurnal.selasar.com/politik/siapa-itu-pemuda
https://lovegoldennews.wordpress.com/articel/cirikarakteristik-pemudai/
http://aniisahnuurul.blogspot.co.id/2013/10/peran-pemuda-dalam-membangun-negara.html
http://paundrafajar.blogspot.co.id/2016/01/penyebab-dan-solusi-kerusakan-moral.html