Manusia dan cinta kasih
Pengertian cinta kasih
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S.
Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang
(kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Unsur-unsur Cinta
Empat unsur di dalam cinta, yaitu :
1.Care (perhatian).
Cinta harus melahirkan perhatian
pada objek yang dicintai.
Kalau kita mencintai diri sendiri,
maka kita akan memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri.
Kalau kita mencintai orang lain,
maka kita akan memperhatikan kesulitan yang dihadapi orang tersebut dan akan
berusaha meringankan bebannya.
Kalau kita mencintai Allah Swt.,
maka kita akan memperhatikan apa saja yang Allah ridhai dan yang dimurkai-Nya.
2. Responsibility (tanggung jawab).
Cinta harus melahirkan sikap
bertanggungjawab terhadap objek yang dicintai.
Orang tua yang mencintai anaknya,
akan bertanggung jawab akan kesejahteraan material, spiritual dan masa depan
anaknya. Suami yang mencintai isterinya,
akan bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangganya.
Karyawan yang mencintai perusahaannya, akan bertanggung jawab akan kemajuan
perusahaannya.
Orang yang mencintai Tuhannya, akan
bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.Itulah Responsibility.
3. Respect (hormat).
Cinta harus melahirkan sikap
menerima apa adanya objek yang dicintai,
kelebihannya kita syukuri,
kekurangannya kita terima dan perbaiki. Tidak bersikap sewenang-wenang dan
selalu berikhtiar agar tidak mengecewakannya.Inilah yang disebut respect.
4. Knowledge (pengetahuan).
Cinta harus melahirkan minat untuk
memahami seluk beluk objek yang dicintai.
Kalau kita mencintai seorang wanita
atau pria untuk dijadikan isteri atau suami, maka kita harus berusaha memahami
kepribadian, latar belakang keluarga, minat, dan ketaatan beragamanya. Kalau
kita mencintai Tuhan, maka harus berusaha memahami ajaran-ajaran-Nya.
Kalau empat unsur ini ada dalam
kehidupan kita, Insya Allah hidup ini akan bermakna.
Apapun yang kita lakukan, kalau
berbasiskan cinta pasti akan terasa ringan.
Karena itu nabi Saw pernah
bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang kalau dia belum mencintai orang lain
sebagaimana dia mencintai dirinya sensiri”.
“ Cintai oleh mu mahluk yang ada di
muka bumi, pasti Allah akan mencintaimu”. (HR. Muslim)
3 Unsur dalam segitiga cinta
Teori yang dikemukakan oleh Robert
J. Sternberg (1986) ini atau biasa disebut dengan The Triangular Theory of Love
menjelaskan bahwa cinta terdiri dari 3 komponen atau unsur. Unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut:
1. Intimacy (Intimasi)
Intimasi adalah aspek emosi dari
cinta. Intimasi sebagai perasaan dalam suatu hubungan yang mendorong akan
adanya kedekatan dan keterikatan. Intimasi akan membuat hubungan menjadi lebih
erat antara satu dan lainnya.
2. Passion (Gairah)
Ini adalah sisi motivasi dari segitiga
cinta itu. Sisi gairah itu memiliki peran penting bagi perkembangan fisiologis
dan keinginan yang kuat untuk bersatu dengan orang yang kita cintai. Unsur ini
berkaitan erat dengan intimasi, keduanya saling bergantian muncul terlebih
dahulu dalam suatu hubungan percintaan.
3. Commitment (Komitmen)
Komitmen adalah sisi kognitif dari
cinta. Komitmen adalah tekad untuk memelihara cinta. Komitmen ini bertumbuh
mulai dari taraf nol saat pertama kali bertemu dengan yang dicintai dan
bertumbuh semakin saling mengenal satu dengan lainnya. Kunci dari komitmen
adalah saling mengenal dan menghargai.
Tingkatan cinta
Menurut salah satu ulama di abad
ke7, yaitu Ibnu Qayyim Al Jauzy ada 6 tingkatan cinta. Tingkatan tersebut
merupakan urutan yang harus kita cintai terlebih dahulu.
1. Tingkatan yang pertama adalah
tatayyum
Tatayyum adalah tingkatan tertinggi
dalam mencintai, ini hanya hak Allah semata. Ini adalah cinta prioritas bahkan
mencintai yang selain dari Allah adalah sebagai bukti kita mencintai Allah SWT.
2. Tingkatan yang kedua adalah
‘Isyk
‘Isyk adalah cinta yang menjadi hak
Rasulullah SAW, cinta kepada teladan kita, kepada junjungan kita hingga
menjadikan kita untuk selalu berusaha mengikuti apa yang beliau lakukan,
mengerjakan sunnah-sunnahnya, selalu bershalawat padanya.
3. Tingkatan ketiga adalah Syauq
Syauq adalah cinta antara satu
mukmin dengan mukmin lainnya namun lebih dekat secara kekeluargaan. Seperti cinta
ayah dan ibu kepada anaknya, cinta kakak kepada adik, cinta antara suami kepada
istrinya. Karena cinta ini jugalah manusia saling berkembang meneruskan
keturunannya.
4. Tingkatan keempat adalah
shababah
Shababah adalah cinta sesama muslim
dalam lingkup yang lebih luas. Tidak saling mengenal, tidak ada kedekatan
secara darah, daerah, bahkan bangsa sekalipun namun dipersatukan oleh agama,
yaitu agama islam
5. Tingkatan kelima adalah ‘Ithf
(Simpati)
‘Ithf bicara tentang sisi
kemanusiaan, jadi pada tingkatan ini adalah bagaimana kita bersimpati kepada
sesama manusia tanpa melihat apapun suku, bangsa bahkan agamanya sekalipun.
Maka jika dia dalam kesulitan, maka alasan sesama manusia cukup bagi kita untuk
memberikan bantuan serta pertolongan padanya.
6. Tingkatan keenam adalah intifa
Intifa adalah tingkatan terendah
dalam tingkatan-tingkatan cinta, apa itu intifa?, cinta pada keinginan
pemanfaatan kepada harta benda. Cinta kepada harta benda atau dunia inilah yang
sering sekali menggelincirkan kita, sering menyesatkan kita, membuat kita
terlena dan terlupa akan cinta-cinta yang lebih utama dan jauh lebih penting
dari ini, bahkan dalam kondisi tertentu ada yang menempatkan cinta ini pada
tingkatan tertinggi melebih cintanya pada Allah SWT.
Cinta menurut ajaran agama
·
Cinta Menurut Agama Kristen
Cinta adalah cinta kasih antara
sesama dimana kita diajarkan untuk mencintai sesama tanpa membedakan agama,
ras, latar belakang. Dan saling menghargai satu sama lain. Perintah. Allah yang
terutama ialah:
(Matius 12:29-31), "Cintailah
Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu."
"Cintailah sesama manus ia
seperti dirimu sendiri."
Korintus
13:4. Kasih itu sabar; kasih itu
murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak
sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu,
percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala
sesuatu.
Matius
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
·
Cinta Menurut Agama Hindu
Agama Hindu adalah agama Wahyu dan
agama alami. Oleh karena itu, ia adalah agama Cinta Kasih. Agama yang amat
luwes, agama yang berdasarkan pada Cinta Kasih, agama yang memiliki tujuan
Cinta Kasih, dan juga agama yang dijalankan di dalam Cinta Kasih. Agama Hindu
amat mementingkan pengembangan cinta kasih bukan hanya kepada sesama umat
manusia tetapi kepada sesama makhluk hidup. Cinta kasih kepada sesama anggota
keluarga, kepada sesama umat manusia tidak dipandang sebaga cinta kasih yang
istimewa. Kesadaran bahwa seluruh dunia adalah sebuah keluarga besar sangat
membantu orang untuk mengembangkan cinta kasih universal ini.
Dia adalah puncak cinta kasih di
dunia ini, merupakan landasan penting untuk mengembangkan Prema Bhakti atau
cinta kasih rohani kepada Tuhan yang Maha Esa. Cinta kasih universal dalam
beberapa kitab suci disebutkan sebagai ciri, hiasan dan sifat-sifat agung
orang-orang suci atau para Sadhu. Titiksavah karunikahsuhrdah
sarva-dehinamajata-satravah santahsadhavah sadhu-bhusanah
Ciri-ciri atau hiasan dari seorang
Sadhu atau orang suci adalah ia harus memiliki sifat-sifat senantiasa damai,
memiliki toleransi besar, penuh karunia, bersifat berteman dengan seluruh
makhluk hidup, tidak mempunyai musuh, hidupnya selalu didasarkan pada kitab
suci dan segala kepribadiannya terpuji. Yajur Veda juga menegaskan hal yang
sama:mitrasya ma caksusa sarvani bhutani samiksantamamitrasyaham caksusa
sarvani bhutani samiksemitrasya caksusa samiksyamahe "Semoga semua makhluk
hidup melihatku dengan pandangan sebagai teman, semoga aku melihat semua
makhluk hidup dengan pandangan sebagai seorang teman, semoga kami melihat satu
sama lainnya dengan pandangan sebagai seorang teman."
·
Cinta Menurut Agama Buddha
Nikaya Pali juga memuat satu kata
cinta yang berbeda dengan cinta yang telah disebutkan di atas, cinta kasih yang
dipancarkan secara universal (tak terbatas) kepada semua makhluk dan cinta
kasih yang tanpa pamrih, yaitu: Metta.
Metta adalah bagian pertama dari
empat kediaman luhur (Brahma Vihara) atau empat keadaan yang tidak terbatas
(Apamanna). Bagian lainnya, yaitu Karuna (kasih sayang), Mudita (simpatik), dan
Upekkha (keseimbangan batin).
Metta adalah rasa persaudaraan,
persahabatan, pengorbanan, yang mendorong kemauan baik, memandang makhluk lain
sama dengan dirinya sendiri. Metta juga suatu keinginan untuk membahagiakan
makhluk lain dan menyingkirkan kebencian (dosa) serta keinginan jahat
(byapada).
Metta berbeda dengan piya, pema,
rati, kama, tanha, ruci dan sneha yang hanya menimbulkan nafsu dan kemelekatan.
Pengembangan Metta dapat mengantarkan kita pada pencapaian kedamaian Nibbana
(Mettacetto vimutti), seperti yang dinyatakan Sang Buddha dalam Dhammapada 368:
"Apabila seorang bhikkhu hidup
dalam cinta kasih dan memiliki keyakinan terhadap Ajaran Sang Buddha, maka ia
akan sampai pada Keadaan Damai (Nibbana), berhentinya hal-hal yang berkondisi
(sankhara)"
·
Cinta Menurut Agama Islam
Didalam Al-Qur'an cinta memiliki 4
pengertian,
1. Cinta mawaddah adalah jenis
cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta
jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin
memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa
berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta
yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang
memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya
disbanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang
kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan
kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta
rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua
terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat
disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan
kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut
rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara
orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber
silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami
isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling
setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta
yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga
hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al
Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta
kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang
lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang
sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta
jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila.
Bentuk-bentuk cinta
1.
Eros, asal kata ini adalah dari dewa mitologi Yunani,
Eros, yang adalah dewa cinta. Eros adalah cinta manusia semata, yg diinspirasi
oleh sesuatu yang menarik dalam objeknya. Eros merupakan cinta yang tumbuh dari
seseorang kepada yang lain.
2.
Storge – Storge adalah ikatan alami antara ibu dan
anak, bapak, anak-anak, dan sodara. William Barclay menyebutkan, “kita tidak
bisa tidak mengasihi anak-anak dan sodara kita; darah lebih kental daripada
air” (N.T. Words, 1974).
3.
Philia, setingkat lebih tinggi dari eros, berhubungan
kejiwa daripada tubuh. Ini adalah cinta antar sahabat. Menyentuh kepribadian
manusia—intelektual, emosi, dan kehendak, melibatkan saling berbagi. Cinta yg
timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita
memilih teman karena kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada
kualitas pribadi dalam mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan
budaya, dan ekspresi diri yang saling memuaskan.
Kasih sayang
Rasa kasih sayang adalah Rasa yang timbul dalam diri hati yang tulus
untuk mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain ,
atau siapapun yang dicintainya. Kasih sayang diungkapkan bukan hanya kepada
kekasih tetapi kasih kepada Allah, Orang Tua, keluarga, Teman, serta makhluk
Lain yang Hidup dibumi ini.
Dalam makna lain Kasih Sayang adalah
rasa yang didamba setiap insan di dunia, kasih sayang seorang ibu kepada
anaknya, sebaliknya kasih sayang seorang anak kepada Orang Tuanya. Kasih sayang
akan muncul ketika ada perasaan simpatik dan iba dari dalam diri kepada yang
dikasihi, namun kemunculan kasih sayang sangat alamiah dan tidak bisa
dibuat-buat atau direkayasa. Setiap insan ingin dirinya disayangi, maka
sayangilah orang lain juga. karna dengan merasakan sayang itu setiap insan
dapat merasakan kebahagian yang hakiki. apabila sifat sayang mulai luntur dan
sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran kepada
sesuatu bangsa atau masyarakat.
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra
yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Ada pula, Tingkatan kemesraan dapat
dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
• Kemesraan dalam Tingkat Remaja,
terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja
memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya
kuat.
• Kemesraan dalam Rumah Tangga,
terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun
wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama
biasanya semakin berkurang.
• Kemesraan Manusia Usia Lanjut,
Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini
diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
Pemujaan
Pemujaan adalah dimana kita memuja
atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan dapat dilakukan dalam
berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan
kepercayan yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa
para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut
mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur,
dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk
menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang
untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari
pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti
bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan
keluarga
Belas kasihan
Belas kasihan disebut juga dengan
kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain.
Lebih kuat daripada empati , perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi
penderitaan orang lain.
Di dalam kehidupan nyata, jika kita
tidak bisa mengubah konsep mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir
ini, sudah pasti kita tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas
kasih. Setelah benar-benar masuk dalam jalan kultivasi, saya baru
berangsur-angsur memahami makna belas kasih.
Belas kasih memperlakukan seseorang
tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang terlalu banyak, tersenyum simpul saja
sudah bisa meneruskan pikiran baik belas kasih ini kepada orang lain. Belas
kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisa melumerkan es dan salju yang
berada di dalam hati manusia.
Cinta kasih erotis
Cinta
kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan
seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal,
pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman
yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah
dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini
pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan
seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu
fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan
seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap
perasaan yang mendalam.
Dalam
cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan
dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai
separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih
terhadap setiap orang lainya.
Cinta
kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu
bahwa seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua
mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan
kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima
sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional
dan spontan.
Dengan
demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun
pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.
Sumber: